Perbedaan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Pijat Refleksi Kaki di Ruang Rwat Inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen
Tingginya populasi penderita hiperttensi dari tahun ke tahun menyebabkan komplikasi yang muncul akibat hipertensi juga meningkat. Penatalaksanaan hipertensi dapat berupa terapi farmakologis dan non farmakologis. Nugroho (2012) menyatakan bahwa pijat refleksi lebih efektif dibandingkan hypnoterapi dalam menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat refleksi kaki di ruang rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan one group pre test dan post test design. Besar sampel adalah 31 orang dari 34 populasi yang mempunyai kriteria inklusi 1) bersedia menjadi responden penelitian, 2) pasien rawat inap di ruang rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen dengan hipertensi, 3) tidak merokok, 4) tidak minum alcohol, sedangakn kriteria esklusi 1) pasien hipertensi dengan komplikasi, 2) pasien hipertensi tidak merokok, 3) pasien hipertensi yang mengkonsumsi alkohol. Teknik pengambilan sample secara purposive sampling. Berdasarkan analisis data menggunakan wilcoxon dengan p value 0,000 ( p < 0,005), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat refleksi kaki di ruang rawat inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.
Detail Information
Citation
. (2018).Perbedaan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Pijat Refleksi Kaki di Ruang Rwat Inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.(Electronic Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/etd