Detail Cantuman

ABSTRAK
Rofiah, Aliffiyatur . 2024. Penerapan Terapi Air Rebusan Daun Sirih Pada Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Scabies Dengan Gangguan Rasa Nyaman Di
Wilayah Puskesmas Pakis Kabupaten Malang. Laporan Tugas Akhir.
Program Studi Diploma III Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kendedes Malang. Pembimbing I : Ns. Siti Kholifah, M.Kep. Pembimbing
II: Ns. Lie Liana Fuadiati, M.Kep
Kesehatan sangat penting bagi manusia, karena aktivitas sehari-hari
membutuhkan kesehatan fisik. Banyak masalah kesehatan masyarakat yang sering
terjadi, termasuk penyakit menular, termasuk beberapa jenis penyakit kulit seperti
kurap, cacar air, kutu air, kusta, dan skabies. Salah satu penyakit tersebut adalah
skabies, penyakit menular yang sering terjadi di masyarakat. Penyakit ini dapat
menyebar langsung dari satu orang ke orang lain. Penyakit kulit ini endemik di
daerah tropis dan subtropis. Sekabies sangat umum di negara-negara tropis.
Prevalensinya lebih tinggi daripada penyakit kulit lainnya. Menurut data dari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insiden skabies pada tahun 2018 meningkat
dari 130 juta orang di seluruh dunia, turun dari 0,3% menjadi 46%. Pada tahun
2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan insiden skabies sekitar
200 juta orang, dengan perkiraan prevalensi rata-rata 5-10%. Jumlah penderita
skabies di Indonesia adalah 6.915.135 (2,9%) dari populasi 283.452.952 jiwa.
Penyakit skabies lebih umum di Indonesia dibandingkan penyakit kulit lainnya
seperti kurap atau kusta, yang merupakan penyakit kulit menular yang umum di
Indonesia. Jumlah penderitanya adalah 2,9% dari populasi (Kementerian Kesehatan
RI, 2019). Namun, menurut data Kementerian Kesehatan RI, populasi penderita
skabies di Indonesia adalah 3,9%-6%. Skabies masih menjadi masalah penyakit
menular utama di Indonesia (Ridwan, Sahrudin, dan Ibrahim, 2017). Sekabies
adalah penyakit kulit yang umumnya dikenal sebagai kudis. Penyakit ini
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei varian hominis.
Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa, sehingga kurang menjadi
prioritas pengobatan. Namun, penyakit ini dapat menjadi kronis dan parah, yang
dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.